Senin, 30 Agustus 2010

Teman = Penolong

Kita nggak akan bisa hidup tanpa teman. Makanya, idealnya kita harus bisa memanfaatkan seorang teman semaksimal mungkin. Nnngggg..., memanfaatkan???
( Penulis : Sri Ayu Ambarwati )


Hus! Jangan mikir yang nggak-nggak dulu! Memanfaatkan itu nggak selalu merujuk pada sesuatu yang negatif lho. Memanfaatkan juga bisa dalam segi yang positif.
Artinya, ada dua. Satu, memanfaatkan yang membuat masing-masing pihak untung. Kedua, memanfaatkan yang membuat salah satu pihak untung, namun nggak membuat pihak yang lain rugi. Yaaah, kalo dikatakan secara bebas: sama-sama untung, atau satu untung dan satu lagi itungannya beramal (dapet untung juga dong?).
Tipe-tipe teman yang bisa dimanfaatkan:
1. Teman yang pinter
Teman yang pinter? Kita udah sama-sama taulah di mana letak kelebihannya. Prestasinya yang kinclong mungkin emang udah bawaan otaknya yang bagus sejak orok. Tapi, bukan mustahil juga berkat kegigihannya belajar, hingga dia sukses menjadi pelajar yang terdepan!

Memanfaatkan teman model gini jelas bisa membawa perubahan positif bagi nilai-nilai pelajaran kita di sekolah, jack. Bahkan lebih jauh, bisa membawa perubahan positif juga dalam tekad kita seputar urusan belajar.
Cuma masalahnya, teman yang pinter tapi nggak pelit tuh nggak banyak jumlahnya. Justru lebih banyak teman yang pinter dan pelitnya ampun-ampunan! Either pelit bagi-bagi ilmu (baca: ngasi kebetan), juga pelit ngajarin.
Lalu, gimana cara “ngiliknya”? Baca terus deh!
2. Teman yang disayang guru-guru.
Teman kayak gini belum tentu pinter or berprestasi. Bisa jadi dia hanya punya modal sikap santun dan skill ngomong yang mengesankan para orang tua. Atau, jangan-jangan lantaran ortu teman kita tercinta itu tergolong tajir bin dermawan. Sehingga, guru-guru jadi baik bener kepadanya, dengan alesan menghargai jasa-jasa ortunya pada sekolah.
Hmmmm, apapun penyebabnya teman kita disayang guru-guru, itu nggak penting! Yang penting adalah: kita bisa ikut kecipratan diperhatiin guru-guru. Terus, bisa kecipratan dapet banyak dispensasi juga dari guru-guru! Hehehe....
3. Teman yang bergaul abis.
Wuiiih..., ke mana aja teman yang satu ini pasti ditegor orang! Soalnya, teman dan kenalannya segambreng. Udah gitu, biasanya teman dan kenalannya berasal dari berbagai golongan.
Umumnya, teman yang berstatus anak gaul ini masuk kategori asik atau asik banget. Diajak ngobrol apa aja nyambung. Diajak hepi-hepi sampe dimintai tolong jarang nolak. Nggak sombong. Gampang nge-blend di segala tongkrongan, termasuk di tongkrongan baru. Pokoknya, urusan pergaulan dahsyat lah!
Nah, punya teman yang bergaul abis akan membuka peluang kita untuk bisa punya teman dan kenalan yang segambreng juga. Karena, “cuma” dengan cara menempel dia saat bergaul aja secara otomatis bakal membuat kita kenal dengan teman-teman dan kenalan-kenalannya juga kan? Atau, at least kita jadi punya kesempatan buat nebeng menikmati kemudahan-kemudahan yang dia miliki berkat pergaulan yang luas itu.
4. Teman yang murah hati.
Murah hati di sini adalah penghalusan dari kata royal. Maksudnya, teman yang enteng mengeluarkan duit buat teman-temannya. Atau, bisa juga diartikan sebagai teman yang suka bagi-bagi makanan dan suka minjemin barang-barang kepada teman-temannya! Intinya, setiap kali ada temannya yang mengeluh sedang kesulitan atau mengeluh butuh sesuatu, dia dengan suka rela akan memberikan apa yang dia miliki.
5. Teman yang berjulukan trouble maker.
Biasanya dia disebelin banyak orang. Apalagi sama orang-orang yang lebih tua (misalnya: guru, satpam sekolah, dll.). Ugh, si pembuat onaaarrrr...!!!
Man, nggak usah ikut-ikutan sebel sama dia. Karena ada satu hal yang nggak banyak orang tau: teman yang berjulukan trouble maker itu rata-rata sangat loyal pada temannya yang lain. Saat temannya tertimpa masalah, dia pasti akan pasang badan untuk membela temannya itu. Jadi, 80 persen hidup kita dijamin aman!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar